Selasa, 13 Oktober 2009

"Sepatu" Panurata

Menjelang Natal, awal Desember ini, Panurata memesan sepatu khusus untuk Malam Natal karena kebetulan diminta menjadi Prodiakon. Panurata ditemani Jerawati, isterinya datang ke pembuat sepatu, Trimbil, namanya. "Wah...Mas Panu njanur gunung...mau mampir di warung sepatuku ini, Mangga mangga...!!" Trimbil menyapa begitu hangat, Mas Panu, teman sekolahnya dulu di SMP Majukena, di Sukasuka. "Ada yang bisa saya bantu, Mas? Wah..ini isterimu? Uedaaaan....ayu tenan!!" sapa Trimbil yang "SKSD" banget. Dengan tersipu sipu, Panurata pun menyahut, "Iya Mbil, menurutku mah biasa aja kok isteriku...nama boleh Jerawati, tapi...tidak jerawatan gitu...he he he he".. Jerawati langsung cubit pinggang Panurata, "Yeee....enak aja....sudah sana pesan sepatu cepetan, tuh sudah mendung..." Trimbil lalu menyahut, "Mau pesan sepatu untuk natalan ya? Ada pilihan Mas..mau ujung kaki yang bentuknya bulat atau persegi, atau lancip?" Panurata melihat-lihat contoh sepatu yang ditawarkan Trimbil. "Ehmm...semua kok bagus ya....tapi dompet lagi kena kanker nih..." Trimbil lalu komentar, "Lho...dompet kok kena kanker...??" Panurata menyahut, " Ya iyaalaah...maksudku...kant ong dompet ini sudah kering...kantong kering...kanker gitu singkatannya...gitu kok repot...!! Tapi ngomong ngomong...saya pikirkan dulu 2 hari lagi, besok Selasa saya kemari lagi ya...! Susah nih ngatur uangnya!!" Trimbil pun hanya tersenyum kecut.."Wah bisa bisa nggak jadi pesan neh!" gumam Trimbil dalam hati.

Selasa kemudian, Panurata datang lagi, kali ini dia sendirian, "Mas Trimbil, aku bingung gitu...padahal sudah mau mulai Natal..semua baik Mas... Gimana baiknya lah...saya manut!" Trimbil pun langsung menjawab, " Okey kalau begitu, akan saya buatkan sepatu menurut seleramu!" Sahut Panurata, "Pasti saya bayar, tapi ya kalau kemahalan...nanti tidak jadi bayar!" Trimbil pun menyanggupi, "Baik, nanti silakan ambil ya...23 Des, pasti sudah jadi!"

Benar, Panurata datang ke warung sepatu Trimbil. Trimbil menunjukkan sepatu pesanan Panurata, " Ini sepatu sebelah kiri yang berujung bulat, dan sepatu yang kanan, berujung persegi! Bagus kan? Gaul gitu lhoooh!!" Panurata lalu melotot, "Haaaah...apa aku nggak salah lihat? Ini...aku yang pesen, apa kamu buat sendiri, Mbil?" Suara Panurata meninggi, "Kok jadinya begini? Kan kamu tahu seleraku?" Timbil pun tidak kalah akal, "Sabar Panurata, kemarin waktu ke sini hari Selasa, apa Mas Panu memberitahuku apa jenis pesenannya, ujung lancip, bulat atau persegi? Dan Mas Panu bilang terserah aku, yang penting aku selera! Nah...kalau terserah aku, ya jangan salahkan aku kalau ternyata seleraku beda dengan seleramu!!" Panurata kesal banget! Namun dia hanya bisa diam dan membatin, "Iya benar ya....mana tahu, Trimbil selaraku, padahal aku tidak memberitahu sama sekali....!! Ya sudahlah aku bayar saja..!! Lalu Panurata menemui Trimbil, "Mas Trimbil. aku bayar saja, meski aku nggak selera! Aku yang salah, tidak memberitahumu!! Aku juga tidak ambil keputusan apapun mau pesan sepatu lancip, persegi atau bulat, tapi aku serahkan padamu! Kuakui, aku keliru, tidak konsisten!! Trimbil lalu mengulurkan tangannya, "Mas Panu, terima kasih, mau mengakui kesalahanmu! Sebagai hadiah Natal, saya buatkan lagi saja, yang sama sama bentuk ujungnya ya! Mas Panu tidak usah bayar lagi! Sekarang mau pilih yang ujung sepatunya berbentuk apa?" Panu pun tersipu malu, "Mas, terima kasih banyak ya...kalau begitu saya suka sepatu berujung persegi saja...hitam ya Mas...wah kejutan untuk Natal nanti!"

Panurata lalu pulang...dan menunjukkan kepada isterinya Jerawati, sepatu yang baru saja dipesan lagi..tapi gratis! Jerawati tersenyum saja, seolah menyimpan segala perasaan dalam hatinya karena geli dengan tingkah laku suaminya yang "kocak"!

warm regards
Blasius Slamet Lasmunadi Pr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar