Kamis, 01 Oktober 2009

Menciptakan Kesempatan Sombong Atau Rendah Hati???

Tanpa disadari kita kerap kali mencari kesempatan untuk sombong, namun kita enggan untuk menciptakan kesempatan yang membuat kita bisa rendah hati. 

Kalau engkau merasa lebih pandai daripada sahabatmu, engkau akan tergoda untuk mencari-cari kesempatan bagaimana "mengalahkan pembicaraan" sahabatmu, sehingga engkau diakui sebagai orang yang memang pintar. 

Kalau engkau merasa statusmu jauh lebih tinggi daripada temanmu, engkau tergoda untuk mencari-cari kesempatan bagaimana menunjukkan bahwa status ekonomi lebih mapan daripada mereka. Lihatlah caramu berbicara, 'Mas, kita malam ini mau makan di mana?" ...Dhe...kita coba makan di warung makan yang baru itu ya...! Mumpung kita bisa jadi "kuliner"... 

Kalau engkau merasa pendapatamu selalu benar dan lebih bagus, engkau akan tergoda untuk memberi komentar sehingga lawan bicaramu tertunduk lemas karena tidak lagi bisa berdiskusi lagi denganmu...Dia merasa tidak ada gunanya berdiskusi, toh engkau akan selalu menang! 

Kalau engkau merasa berkenalan dengan seorang yang populer dan memiliki posisi strategis, terbuka kemungkinan kita akan membanggakan diri setara dengan orang itu, dan merasa bahwa orang itu adalah "wong-ku". 

Kalau engkau merasa dirimu itu orang yang "bermutu", terbuka kemungkinan bahwa dirimu mencari kesempatan agar banyak orang mengakui keunnggulanmu, bahkan kalau perlu bisa merendahkan lawan bicaramu di muka umum. 

SEBALIKNYA... 
Kalau engkau merasa dirimu masih bodoh, engkau akan membuka diri untuk selalu belajar dari orang lain, dan memperlakukan orang lain sebagai "perpustakaan hidup", entah orang itu berpendidikan tinggi atau tidak, kaya atau miskin. 

Kalau engkau merasa dirimu orang yang "BIASA", engkau tidak takut untuk membiarkan dirimu dinilai oleh orang orang yang tidak menyukai dirimu..! 

Kalau engkau merasa dirimu bukan orang hebat, engkau tidak takut, apabila harus mempertahankan KEBENARAN, karena engkau konsisten antara perkataan dan perbuatanmu! 

Kalau engkau merasa dirimu bukan orang yang "LUAR BIASA", engkau akan belajar untuk MENDENGARKAN perkataan orang lain: apa yang dimaksud dari kata yang tersurat, mencari yang tersirata dari yang tertulis...! 

Kalau engkau meyakini bahwa kekayaanmu BUKAN HASIL JERIH PAYAHMU SEMATA MATA, engkau akan belajar untuk memikirkan nasib orang miskin saat engkau makan. Engkau akan merasa gelisah, saat engkau menghabiskan uang jutaan untuk sekali makan, karena ada banyak orang miskin yang sulit mencari makan hari ini. Engkau akan merasa gelisah kalau membeli berbagai barang namun tidak berguna karena engkau menyadari banyak orang kesulitan memperoleh biaya pendidikan dan kesehatan, apakah pantas aku memboroskan uang untuk hal yang tidak perlu? 

Kalau engkau merasa jabatanmu sekarang ini BUKANLAH HASIL DARI JERIH PAYAHMU SENDIRI, KEPANDAIAN DAN KETERAMPILANMU, melainkan hasil dari TEAM WORK - mu dikantor, engkau akan belajar gelisah, saat engkau dilantik menjadi pejabat tertinggi di kantormu, karena engkau memikirkan bagaimana nasib teman teman yang kurang trampil, dan kurang pandai. 

Semoga kita dapat mengenal "kesempatan kesempatan" yang kita ciptakan sendiri untuk menunjukkan kesombongan kita sendiri, agar kita mampu juga mengenal "kesempatan-kesempatan' untuk bersikap rendah hati. Kesempatan manakah yang akan kubangun? kapankah itu? 

warm regards! 

Blasius Slamet Lasmunadi Pr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar