Senin, 21 September 2009

Saat engkau sangat senang....



Saat engkau sangat senang dikatakan orang yang mandiri, sebenarnya dirimu belum mengakui juga kecenderunganmu untuk tergantung pada orang lain.

Saat engkau sangat senang dipuji, dikatakan hebat dan diistimewakan, sebenarnya dirimu belum membuka kesempatan untuk membiarkan dirimu dicela, dikritik dan diremehkan!

Saat engkau begitu senangnya dapat mematahkan pendapat lawan bicaramu, sebenarnya dirimu belum sungguh memahami betapa orang lain membutuhkan kedua telingamu untuk mendengarkan jeritan hatinya yang kecewa!

Saat engkau begitu bangganya dapat berbicara tegas tanpa basa basi, apalagi bangga kalau orang lain menjadi tersinggung dan sungkan padamu, itu artinya dirimu masih belum merasakan bahwa orang lain menjerit kesakitan karena tajamnya kata-katamu.

Saat engkau begitu bangga bisa menjadi pembicara dalam berbagai pelatihan, saat itulah engkau belum menyadari betapa tidak dirimu mesti bersyukur bahwa masih banyak orang mau mendengarkan perkataanmu, juga kalau penjelasanmu membosankan sekalipun.

Saat engkau mengalami kemapanan dan kesenangan, rasanya dunia tidak boleh berubah, hari tidak perlu berganti, engkau pun tidak mau berpindah, dan tidak berani masuk dalam ketidakpastian.

Saat engkau tidak berani masuk dalam ketidakpastian yang kerap kali penuh kegelisahan, kegamangan dan kekaburan, itulah berarti ada rahmat Tuhan yang tersembunyi, yakni memindahkan pusat hidup dari diri sendiri menuju kepada Allah Sang Sumber Kehidupan.

Dalam ketidakpastian itulah, iman yang diucapkan dengan bibir ditantang untuk bergerak tumbuh dan dan berkembang dalam pengharapan!
Dalam pengharapan itu, orang beriman semakin mengenal Allah yang menjadi andalan hidupnya, dan akhirnya terdorong juga untuk berbagi kesaksian, siapakah Allah yang menjadi andalannya. "Allah adalah kasih" Itulah Allah yang menjadi inti kesaksian hidupnya!

Semoga kita tidak lagi menggantikan kehadiran kasih Allah yang telah penuh dalam hidup kita dengan "dunia", melainkan membagikan kasih-Nya dalam seluruh hidup.

salam hangat


Blasius Slamet Lasmunadi Pr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar